Tuesday, November 13, 2012

Market Review 13/11/2012

Market Review
 
Dow Jones Senin malam ditutup flat turun 0,31 poin pada 12.815 dengan DJIA bergerak pada dua teritori (mixed) seiring dengan tidak adanya katalis signifikan pada pasar saham Amerika. Wall Street tidak menerima rilis data ekonomi kemarin malam. Investor masih mewaspadai bagaimana kesepakatan yang akan dicapai pemerintah atas Fiscal Cliff serta perkembangan di Eropa.
 

Di Amerika, yang menjadi isu utama kekhawatiran investor adalah bagaimana kesepakatan atas Fiscal Cliff bisa dicapai. Pasar saham Amerika pada Jum’at minggu lalu mengalami aksi jual sesaat setelah presiden Obama mengeluarkan pernyataan akan mengenakan pajak pada kelompok pendapatan USD 250ribu per tahun. Hal ini berbeda dengan UU yang berlaku sekarang yang ingin dipertahankan oleh partai Republik.
 
Sementara itu, pasar saham Eropa kemarin rata-rata ditutup melemah atas keputusan kelompok menteri keuangan zona euro yang memutuskan tidak merestui pengucuran porsi berikut dana talangan senilai 31,5 miliar euro untuk Yunani. Namun negara tersebut masih diberi kelonggaran dua tahun lagi untuk memenuhi target pemangkasan defisit.

News Highlights
 
Dairy Farm International Holdings Ltd melalui unit usahanya, Mulgrave Corporation BV, menjual 444 juta (13,8%) saham Hero Supermarket (HERO) melalui penawaran terbatas (private placement). Raksasa ritel Asia itu mengincar perolehan dana maksimal sebesar USD 152 juta atau sekitar Rp 1,45 triliun. Saham HERO ditawarkan pada kisaran harga Rp 2.950-3.300 per saham. Harga itu diskon 5-15% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin Rp 3.475. Dairy Farm menunjuk Bahana Securities dan CLSA sebagai joint global coordinators placement. Dairy Farm adalah pemegang saham pengendali HERO dengan kepemilikan 94,2%. Sisa saham HERO dikuasai publik. Setelah placement tuntas, kepemilikan saham Dairy Farm pada HERO turun menjadi 80,4%. (Investor Daily)
 
Media Nusantara Citra (MNCN) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,34 triliun hingga Oktober 2012. Jumlah tersebut naik 45% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 923,04 miliar. Kinerja keuangan perseroan didukung oleh bisnis free-to-air (FTA) dan bisnis konten. Adapun pendapatan konsolidasi tumbuh 16% menjadi Rp 5,01 triliun dari sebelumnya Rp 4,32 triliun. (Investor Daily)
 
Bank Central Asia (BBCA) akan membagikan dividen interim tahun 2012 sebanyak Rp 1,06 triliun. Nilai dividen tersebut setara dengan Rp 43,40 per saham (dividen yield = 0,5%). (Investor Daily)
 
Jaya Agra Wattie (JAWA) berambisi memproduksi sebanyak 7.100 ton minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) pada kuartal IV tahun ini. Sementara produksi karet dipatok sebesar 4.900 ton. Adapun, hingga kuartal III-2012, perusahaan berkode JAWA ini telah menghasilkan sebanyak 30.100 ton CPO dan 8.300 ton karet. Jika rencana produksi di kuartal IV berjalan lancar, maka pada akhir tahun ini, total produksi minyak sawit perseroan bisa mencapai 37.200 ton. Sedangkan produksi karet bisa mencapai 13.200 ton. Hingga Oktober 2012, JAWA telah menghasilkan 99.300 ton tandan buah segar (TBS), meningkat 43,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal IV tahun ini, perseroan membidik produksi TBS sebanyak 67.275 ton. (Kontan)
 
Ciputra Development (CTRA) mencatatkan prapenjualan Rp 5,5 triliun hingga Oktober, atau 84,62% dari target tahun ini Rp 6,4 triliun seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat dan suku bunga stabil. (Bisnis Indonesia)
 
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono menyatakan bahwa bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) kemungkinan akan dinaikkan secara gradual. BI perlu lebih memperhatikan bunga Fasbi karena eksportir mungkin tidak ingin menjual dolarnya untuk membiayai usaha mereka di dalam negeri ketika mereka dapat meminjam dengan biaya murah di pasar rupiah. Meski begitu, tidak ada tekanan untuk mengubah BI rate dalam tiga hingga enam bulan ke depan karena bunga acuan ini masih konsisten dengan target inflasi. Kenaikan tarif listrik dan kemungkinan peningkatan harga BBM, ujarnya, akan menambah tekanan terhadap tingkat harga pada tahun depan, meski inflasi kemungkinan tidak akan melebihi 5,5%. (Bloomberg)
 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.