Thursday, November 8, 2012

Market Review 08/11/2012

Market Review
 
Dow Jones Rabu malam ditutup turun 312 poin atau 2,36% pada 12.932 seiring dengan kembalinya kekhawatiran investor mengenai Fiscal Cliff dan mengenai perkembangan data ekonomi di Eropa.

 
Fiscal Cliff adalah istilah yang digunakan terhadap Undang-Undang pemotongan pajak dan subsidi anggaran yang akan jatuh tempo pada 31 Desember 2012. UU pemotongan pajak dan subsidi anggaran pada awalnya diluncurkan pada pemerintahan  George W.Bush (presiden Amerika periode 2001 – 2009) pada tahun 2001 yang kemudian selalu diperpanjang. Terakhir pada pemerintahan presiden Obama UU ini diperpanjang pada 17 Desember 2010 untuk masa berlaku dua tahun atau jatuh tempo tahun 2012 ini. Dampak Fiscal Cliff, kutipan dari media Amerika, adalah dalam kisaran USD 600 miliar per tahun. Sementara PDB absolut Amerika untuk tahun 2011 adalah USD 15.076 miliar. Jika UU tersebut tahun ini gagal diperpanjang, Fiscal Cliff akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi negatif tahun 2012 dan resesi. Tema ini mewarnai penurunan signifikan wall street kemarin.
 
Pasar komoditas mengalami kekhawatiran yang sama yaitu apakah pemerintahan terpilih baru dibawah Presiden Obama bisa menangani isu Fiscal Cliff, dengan rata-rata ditutup turun diatas 1% dalam sehari.
  

News Highlights
 
 
Surya Semesta Internusa (SSIA) membeli 33% saham anak usaha PT Suryalaya Anindita Internaional (SAI), senilai USD 25 juta atau sekitar Rp 240 miliar. Setelah transaksi itu, kepemilikan saham perseroan pada SAI dari dari 53,7% menjadi 86,7%. SAI adalah pemilik Hotel Gren Melia Jakarta dan Melia Bali Spa & Resort. (Investor Daily)
 
Mustika Ratu (MRAT) menargetkan penjualan sebesar Rp 619 miliar pada 2013 atau naik 30% dibandingkan proyeksi tahun ini senilai Rp 460 miliar. Hingga kuartal III tahun ini, perseroan mencatat penjualan sebesar Rp 322 miliar dan laba bersih Rp 16 miliar. (Investor Daily)
 
Emiten jasa minyak dan gas Radiant Utama Interinsco (RUIS) melaporkan lonjakan laba bersih yang mencapai hampir dua kali lipat sepanjang 9 bulan pertama tahun ini seiring dengan kenaikan pendapatan dan perbaikan struktur biaya. RUIS mencatat laba bersih Rp 17,9 miliar selama Januari – September 2012, melonjak 99,9% dibandingkan dengan Rp 9,1 miliar pada periode sama 2011. Sementara pendapatan 9 bulan pertama tahun ini mencapai Rp 1,08 triliun atau menanjak 28,7% dibandingkan Rp 840,96 miliar pada periode sama tahun 2011. (Bisnis Indonesia)
 
Erajaya Swasembada (ERAA) berambisi memperbanyak jumlah gerai iBox akhir tahun 2013 menjadi 50 gerai, atau bertambah sebanyak 33 gerai baru. (Kontan)
 
Bank Indonesia memperkirakan adanya surplus neraca pembayaran sebesar US$ 800 juta–US$ 900 juta pada 3Q12. Menurut Kepala Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo, defisit neraca transaksi berjalan kuartal lalu mencapai US$ 5,3 miliar atau 2,4% dari PDB. Dengan demikian, defisit neraca transaksi berjalan tahun ini diproyeksikan akan mencapai 2%–2,2% dari PDB. Sementara, surplus neraca modal dan finansial pada 3Q12 diperkirakan mencapai US$ 6 miliar, didukung oleh arus masuk investasi langsung dan portofolio. (Kontan)
 
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 6,5%, lebih rendah dari proyeksi pemerintah di angka 6,6%. Bank sentral meyakini bahwa konsumsi rumah tangga dan investasi akan tetap kuat tahun depan. Sedangkan, ekspor diduga akan membaik akibat percepatan pertumbuhan ekonomi mitra dagang seperti China dan India. (Investor Daily)
 
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri, akan ada paling tidak sekitar US$ 75 miliar investasi asing yang akan masuk ke Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Termasuk di sini adalah komitmen investasi dari Foxconn senilai US$ 5 miliar–US$ 10 miliar. Selain itu, masih ada perusahaan lain yang telah berkomitmen untuk memperkuat investasinya di Indonesia, yakni Drydocks World, Barry Callebaut, Celanese, Coca Cola Amatil, dan Oceanic Cattle. (Investor Daily)
 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.