Tuesday, October 9, 2012

INVESTASI EMAS vs FRANCHISE SAHAM

Emas, seperti kata-kata orang orang zaman dulu, belilah emas untuk berinvestasi agar nilai uang kita terlindungi dan tidak berkurang. Namun benarkah seperti itu ? marilah kita periksa berdasarkan data , sejak tahun 2008.

gambar 1
klik pada gambar untuk memperbesar tampilan gambar

Pada gambar 1 diatas, saya cantumkan harga emas sejak januari 2008, yang mana pada akhir bulan januari 2008 harga emas untuk 1 gram nya adalah Rp.270.915. Saya mencoba untuk melakukan ilustrasi pembelian emas dengan melakukan pembelian sebesar Rp.3.000.000 per bulan nya.
Dengan ilustrasi diatas maka dapat terlihat bahwa untuk bulan januari 2008 dengan dana 3jt bisa membeli emas sebanyak 11 gram lalu pada bulan februari bisa membeli sebanyak 10 gram dengan harga Rp.284.411 per gram nya dan seterusnya.

 
Sampai dengan desember 2008 total dana yg digunakan untuk membeli emas adalah Rp.34.739.968 dengan sudah mendapatkan emas sebanyak 129 gram. Nilai 129 gram emas tersebut dengan harga pada saat akhir desember 2008 itu adalah Rp.41.199.945 , ada peningkatan atas dana yang telah dikeluarkan untuk membeli emas 129 gram tersebut , sebesar 18%. Lumayanlah jika dibandingkan dengan hanya menaruh unag tersebut di bank dan hanya mengharapkan bunga, sampai sini sudah dapat terlihat bahwa emas memang dapat melindungi nilai uang kita terhadap penggerusan nilai uang yaitu inflasi yang saat tahun 2008 itu mencapai 10% lebih.
Pembelian dilakukan terus sampai dengan akhir tahun 2009, tiap bulan melakukan pembelian sebesar 3 juta maksimal. Harga emas pada desember 2009 mencapai Rp.331.266 / gram. Sampai dengan akhir desember ini dapat terlihat bahwa total pembelian emas sebanyak 201 gram butuh dana total Rp.59.760.820 dan jika emas ini dijual semua pada harga saat itu akan mendapatkan dana Rp.66.584.643 yang mendapatkan return 11% selama 2 tahun. Imbal hasil sampai dengan tahun ke dua ini sedikit dibawah ekspektasi dikarena pada 2009  harga emas bergerak dalam kondisi flat antara Rp.339.000 /gram - Rp.331.000 /gram.
gambar 2

Dengan gambar ke dua diatas , ilustrasi pembelian emas terus dilakukan sampai tahun 2011, return yang didapat dalam 4 tahun berinvestasi dengan membeli emas secara fisik ini adalah 34% dengan harga emas pada akhir tahun 2011 ada pada Rp.452.000/gram.
gambar 3

Sampai akhir tahun 2012 yang saat ini masih pada bulan oktober, harga emas sudah menyentuh harga Rp.546.675/gram, total dana digunakan adalah Rp.164.000.000 dengan mendapatkan emas sebanyak 460 gram (hampir setengah kilo wkwkwkwkw).
Jika emas tersebut semuanya dijual , maka return atau imbal hasil atas investasi emas ini adalah 53% dalam 4 tahun, yah lumayan lah yeeee gak buruk-buruk amat, rata-rata pertahun adalah 10%, masih lebih tinggi daripada ditaruh saja di bank ^o^
Jika kita ingin menikmati hasil dari investasi ini, maka hanya ada 1 jalan, yaitu menjual nya, jika kita tidak menjual emas tersebut maka tidak akan ada hasil yang didapat dikarena keuntungan tersebut (capital gain) masih berupa angka diatas kertas saja. Tidak ada arus kas yang kita dapat dari kegiatan menyimpan emas ini. ( masih lebih baik piara sapi yah......sambil menunggu sapi nya gemuk, susu nya bisa dijual terlebih dahulu )
Bagi pribadi yang tidak terlalu senang dengan pergerakan harga yang selalu naik turun dalam rentang harga yang lebar, maka investasi dengan menyimpan emas fisik ini adalah pilihan yang bijaksana, namun kelemahannya adalah tidak ada arus kas rutin yang bisa didapatkan jika tidak melakukan penjualan emas tersebut. Mau dapat untung berarti mesti menjual emas nya terlebih dahulu. ^o^ 

Sebenarnya , masih lebih menguntungkan berinvestasi di bidang property, sebagai contoh misalkan dengan membeli sebuah rumah seharga 300jt kemudian disewakan , mungkin masih bisa mendapatkan uang sewa dikisaran angka 15jt/tahun ( uang sewa ini adalah arus kas) dan disertai juga dengan bertumbuhnya nilai rumah tersebut, jadi keuntungan didapat dari 2 sumber yaitu arus kas dan capital gain (saat dijual). Namun itu pun jika selalu tersewa setiap tahunnya he..he..he.. jika misalkan 1 tahun saja tidak tersewa...yah berarti rugi di biaya pemeliharaan + listrik + air.
Namun rasanya tidak adil jika membandingkan antara investasi di emas dengan membeli sebuah rumah yang nantinya akan disewakan , karena yang contoh emas tadi hanya menggunakan dana total sebesar 164jt (3jt per bulan)  sedangkan yang rumah tadi butuh dana 300jt, jika membeli sebuah rumah seharga 300jt kebanyakan akan menempuh jalan cicilan di bank , jika mengandalkan cicilan di bank maka uang sewa pertahun tadi sudah pasti tidak bisa menutupi cicilan kredit rumah yang harus dibayar pertahunnya (kecuali rumah tersebut disewa oleh perusahaan asing yang bayar pake $ dollar ) wkwkwkw saya bercanda saja......jangan terlalu serius membacanya.
Nah...sekarang masuk pada Franchise Saham , seperti pada bidang sebenarnya di franchise (waralaba), tentunya dalam memutuskan untuk memilih perusahaan franchise yang akan kita beli hak dagangnya , wajib dilihat terlebih dahulu kinerja masa lalu perusahaan tersebut, kita tidak ingin tercebur ke dalam perusahaan franchise atau perusahaan yang menjual hak dagangnya hanya untuk mendapatkan keuantungan cepat semata dari pihak kita sebagai investor yang membeli franchise atau hak dagang tersebut. Sudah pasti setiap orang ingin membeli franchise seperti KFC, McDonalds, Pizza Hut, Starbucks, Bread Talk........mengapa ? 
karena sudah jelas bahwa franchise yang saya sebutkan diatas tadi itu sudah memiliki sistem bisnis yang telah teruji cukup panjang, teruji mampu mencetak keuntungan dalam setiap kondisi ekonomi, dan induk perusahaan franchise tersebut selalu melakukan kegiatan marketing atau iklan agar merk dagang mereka selalu kuat dan produk baru yang dikeluarkan bisa laku dipasaran. Kita sebagai investor yang membeli franchise tersebut tidak perlu susah-susah berfikir melakukan kegiatan marketing yang tepat agar produk kita laku, sudah ada yang melakukannya untuk diri kita sebagai investor, sudah ada sistem yang menjalankan semua kegiatan bisnis yang ada, diri kita sebagai investor hanya perlu menyediakan dananya saja yang dikeluarkan ketika membeli hak usaha franchise tersebut dan tentunya mesti dibayar dimuka (tidak bisa dicicil 2-3 tahun wkwkwkwkw ). Pokoknya kita tinggal ongkang-ongkang kaki saja, dan uang datang ^..^

Pertimbangan yang mesti diperhitungkan ketika ingin membeli saham dengan membeli franchise sebenarnya sama, dalam membeli saham tentunya tidaklah bijak jika membeli saham dari sebuah perusahaan yang memiliki banyak utang dan tidak bisa menciptakan keuantungan atau laba , alangkah konyolnya jika kita berinvestasi diperusahaan yang seperti itu.
Kurang bijaksana juga jika kita membeli sebuah franchise yang belum teruji sistem bisnis nya dan biasanya kita sangat tertarik terhadap franchise tersebut dikarenakan dijual dengan harga yang murah, misalkan dibawah 100jt (namun bukan berarti semua franchise dibawah 100jt itu tidak bagus loh ya, ada jg yang bagus, namun yah perlu dipelajari lebih dalam lagi) , harga franchise-franchise yang saya sebutkan diatas tadi rata-rata diatas 1 milyar, dan itupun mesti dibayar cash , tak bisa dicicil selama 3-4 tahun wkwkwkwkw
  • Nah....bagaimana jika orang seperti saya yang mampunya cuma membeli franchise kecil namun saya takut jika franchise tersebut gagal ditengah jalan karena sistem bisnis yang belum sepenuhnya teruji. 
  • Bagaimana juga dengan orang-orang diluar sana yang ingin memiliki sebuah bisnis namun saat ini mereka masih terikat waktu karena masih bekerja kepada orang lain serta keterbatasan dana untuk memulai suatu usaha , namun sudah ingin dan sangat paham bahwa kita tidak mungkin bekerja disepanjang hidup kita.
Kita sama-sama sudah sering mendengar produk-produk yang selalu laku dipasaran, tentunya kita ingin memiliki perusahaan yang menjual produk-produk tersebut, perusahaan yang produknya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, perusahaan yang dikelola oleh management yang baik, perusahaan yang tidak memiliki hutang dalam jumlah besar.  
Dalam contoh kali ini, saya akan gunakan KLBF (Kalbe Farma) , produk yang dijual adalah obat-obatan dan makanan/ minuman bernutrisi. Perusahaan ini sudah lama berdiri, produk nya pun selalu laku dan diterima baik oleh masyarakat, dikelola oleh management yang baik, jaringan distribusi produk sudah tersebar keseluruh pelosok tanah air, fungsi marketing dalam hal memperkuat brand/ merk pun selalu dijalankan yang mana kita selalu melihat iklan produk-produk dari kalbe farma hampir setiap hari , namun tentunya untuk membangun perusahaan seperti ini dibutuhkan modal yang sangat besar dan perlu waktu yang tidak singkat, daripada pusing-pusing memikirkan bagaimana cara membangun perusahaan sejenis , berkutat dengan izin usaha yang berbelit-belit serta pencarian kebutuhan modal awal yang sangat berat , belum lagi mengatur serta mendidik pegawai yang tidak bisa dilakukan waktu singkat, serta mencari tempat atau pun mendirikan pabrik yang tidak mungkin disulap selesai dalam 1 malam wkwkwkw..........maka mungkin ilustrasi dibawah ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi anda yang ingin terjun dalam investasi di pasar modal indonesia.

gambar 1

Pada ilustrasi pembelian saham KLBF (kalbe farma) diatas, saya contohkan jika pembelian dilakukan sebesar maksimal 3jt/bulan, yang mana pembelian dilakukan selalu pada akhir bulan, nilai 3jt/bulan ini sama saya gunakan juga pada ilustrasi pembelian emas diatas tadi, agar dapat anda bandingkan hasil akhirnya nanti.
Bulan januari 2008 harga saham KLBF adalah 1.200 / lembar, dengan dana 3jt maka mampu membeli sebanyak 2.500 lembar atau 5 lot saham (1 lot = 500 lembar ). Pembelian terus dilakukan setiap akhir bulan seperti juga jika mencicil kredit ke bank atas pembelian sebuah property.
Sampai pada akhir tahun 2008 , sudah memiliki 54.000 (108 lot) lembar saham KLBF dengan modal pembelian sebesar Rp.35.675.000 dalam setahun ini namun sahamnya jika dijual semua pada harga desember di Rp.400/lembar hanya bernilai Rp.21.600.000 mengalami penurunan sebesar 39%. Namun seperti yang anda lihat, harga KLBF diakhir tahun 2008 hanya Rp.400 / lembar bahkan sempat berada pada harga Rp.365 turun 70% !!!! dari harga 1.200, ini istilahnya "modar" wkwkwkwkw........
Sampai pada posisi ini sudah tentu semua orang akan ketakutan, namun yang perlu diketahui adalah pada tahun 2008 itu terjadi krisis financial dinegeri Amerika yang membuat kepanikan bahkan sampai sebuah bank yang sangat besar ukurannya di sana, bangkrut.Harga rumah di amerika turun banyak dikarenakan terjadinya kemacetan kredit perumahan dalam skala besar. Efek krisis ini menghampiri seluruh negara, bahkan krisis financial 2008 ini hanya bisa disamakan dengan krisis besar ditahun 1928 yang membuat amerika terpuruk selama 15 tahun, perlu perang dunia II untuk dapat membuat roda perekonomian amerika bangkit kembali wkwkwkwkw.
Dan pada saat tahun 2008 tersebut porsi dana asing yang berada dalam bursa efek indonesia masih cukup besar yaitu hampir 80%, dengan terjadinya kepanikan di amerika maka sudah pasti seluruh aset liquid seperti saham contohnya , akan dijual habis-habisan agar dapat ditarik kembali ke negera asalnya untuk menstabilkan perusahaan induk yang ada disana, ini mengakibatkan tekanan jual terjadi kepada seluruh bursa saham dunia. Harga buah sawit (tandan buah segar) untuk 1kg pada saat itu turun dari Rp.1.200/kg menjadi hanya Rp.250/kg, pada saat itu kondisi petani sawit serba salah semua karena jika dipanen maka sudah pasti tidak akan menutup cost/ biaya namun jika tidak dipanen maka akan berefek kurang baik kepada panen sawit berikutnya, akhirnya buah sawit ini berubah nama menjadi buah simalakama ^o^, bayangkan bagaimana kondisi para petani atau pengusaha sawit pada saat itu. Krisis seperti ini bukanlah krisis yang terjadi setiap tahun, dengan melihat ilustrasi diatas maka hanya pribadi-pribadi yang memang memiliki semangat wiraswasta yang tinggi sajalah yang mampu bertahan untuk melanjutkan pembelian pada ilustrasi diatas, karena para wiraswasta ini tentunya sadar bahwa ditengah krisis pastilah ada peluang besar yang tersimpan dibalik krisis tersebut, sama seperti para pengusaha sawit yang pada saat itu terpukul, mereka melihat orientasi jangka panjang sehingga keadaan 2008 tersebut tidak akan menyusutkan keinginan mereka untuk tetap berkebun sawit. Oleh karena itulah ilustrasi diatas saya buat dengan cara membeli secara mencicil, tidak membeli langsung dengan jumlah uang yang besar.
Saat ini, mungkin sebagian pembaca yang belum mengenal saham, sudah pasti berfikir bahwa lebih baik berinvestasi di emas fisik, karena terlihat lebih aman, lebih bebas dari resiko jantungan, tidur akan lebih nyenyak jika punya emas ^__^  yah memang untuk sampai saat ini, jelas bagi yang tidak memiliki keinginan kuat untuk berwiraswasta maka sudah jelas akan memilih investasi di emas.
Namun yang ingin saya tekankan pada contoh ini adalah, separah-parahnya keadaan atau krisis pada saat itu dan dengan curamnya penurunan harga saham KLBF  yang dalam tempo waktu 9 bulan turun sebesar 70% dan nilai saham nya pada titik harga terendah tersebut hanya Rp.11.132.500 jika dijual semua pada harga Rp.365/lembar .............anda tetap menerima uang Rp.11.132.500 tersebut , uang itu TIDAK HILANG !!!!!!
jadi salah jika ada yang bilang "hati-hati kalau main saham, uang bisa habis..............." tolong anda tanyakan kembali sama orang tersebut , satu pertanyaan saja, tidak usah banyak-banyak, pertanyaannya adalah : "orang yang main saham tersebut dan dana nya habis, apakah orang tersebut transaksi  "saham" nya bisa dilakukan 24 jam ???? "
dan jika jawabannya adalah "ya" maka orang yang mengatakan bahwa saham bisa membuat uang habis, patut dipertanyakan pengetahuannya tentang dunia investasi, mengapa ???!!!!!!!
jawabannya sederhana , yaitu Bursa Efek Indonesia hanya buka dan menerima semua transaksi jual beli saham hanya dari jam 9.25 wib s/d 16.00 wib , tidak 24 jam !!!!!!!
jadi orang yang ngakunya habis banyak dari saham tersebut kira-kira transaksi di bursa planet yang mana yah  ?????   ^___^  atau jangan-jangan habis banyak karena sangkut di investasi Koperasi Langit Biru (investasi bodong yang membawa kabur dana nasabah lebih dari 6 trilyun) atau ECMC-gold yang membawa kabur dana investor sebanyak 4 trilyun. (silahkan anda cek beritanya lewat google)


gambar 2

Di gambar 2 diatas, ilutrasi pada pembelian KLBF diteruskan , pada tahun 2009 ini sudah mulai nampak perubahan yang signifikan, harga pada bulan desember 2009 sudah berada pada Rp.1.300/lembar.
Anda mungkin bingung, pada awalnya mulai pembelian di 2008 januari harga KLBF berada pada Rp.1.200/lembar dan sekarang hanya bertengger pada Rp.1.300/lembar , naik sedikit saja, namun efek dari cara membeli cicil tadi setelah dilakukan selama 2 tahun, mampu memberikan return sebesar 69%.
Belum lagi arus kas yang didapatkan dari DEVIDEN (laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham , setiap tahun) yang pada tahun 2009 ini menerima sebesar Rp.12,5/lembar dikalikan jumlah lembar saham yang dimiliki pada saat deviden tersebut dibagikan 79.000 lembar maka mendapatkan total Rp.987.500, deviden yang diterima oleh investor yang membeli saham KLBF ini sama sekali tidak mengurangi jumlah lembar saham atau nilai saham yang dimiliki investor tersebut pada saat itu.
Jerih payah dan detak jantung kencang selama tahun 2008 nampak nya sudah mulai terbayarkan, sampai saat ini dengan return sebesar 69% sudah mampu melewati return pada ilustrasi emas tadi yang hanya mampu 53% dalam 4 tahun, belum lagi deviden yang didapat itu rasanya seperti obat penenang disaat kita membutuhkan dana cash namun tidak mau menjual aset yang dimiliki. Yah bagi saya sih lumayan lah uang Rp.987.500 dalam setahun, bisa buat beli bakso berapa mangkok tuh wkwkwkwkw.

gambar 3

Nah......pada gambar 3 diatas, ilustrasi tahun 2010 .....saya yakin anda yang masih belum terjun di saham pasti akan tercengang karena dalam 3 tahun KLBF mampu memberikan return sebesar 233%, harga saham pada desember 2010 berada pada harga Rp.3.250.Belum lagi dari deviden yang didapat pada tahun ini sebesar Rp.2.562.500. Sejak harga terendah pada tahun 2008 di posisi harga Rp.365 sampai dengan saat 2010 ini sudah naik 790% hal ini terjadi bukan karena keajaiban, namun karena ditunjang dengan recovery perekonomian dunia dan pada saat krisis financial 2008 ternyata negara indonesia mampu bertahan ditunjang oleh besarnya jumlah penduduk indonesia dan masyarakat indonesia yang sangat konsumtif.
Sampai pada gambar ke 3 ini tentu banyak sekali pilihan yang bisa dilakukan oleh investor saham tersebut, misalkan saja :
  • menjual sebanyak 61 lot (30.500 lembar ) diharga 3.500 sama dengan Rp.106.750.000 yang artinya seluruh modal pembelian sudah kembali dan siap di puterkan ditempat lain, namun masih tetap memiliki sisa sebanyak 78.000 lembar saham di KLBF dan jika tahun depan deviden nya tetap sebesar Rp.25 maka akan menerima sebesar Rp.1.950.000 dan yang indahnya lagi jika KLBF tetap menjadi perusahaan yang menguntungkan maka deviden akan tetap diterima setiap tahun nya.
  • menjual 78.000 lembar saham yang bernilai 273jt namun masih menyisakan 30.500 lembar saham lagi, dan 273 juta nya digunakan untuk membeli emas atau property
  • tetap ditahan sampai perusahaan ini mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan pada sisi kinerja keuangan perusahaan.
gambar 4
Pada gambar ke 4 ini yaitu tahun 2011 , pada akhir tahun KLBF berada pada posisi 3.400 yang mana dalam 1 tahun terakhir ini tidak naik banyak hanya bergerak sempit diantara 3.250 - 3.400, namun deviden yang dibagikan pada tahun ini sebesar Rp.70/lembar jelas jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp.25/lembar. Dengan deviden tersebut dan jumlah lembar saham pada bulan juni 2010 ini ada sebanyak 114.000 lembar maka total deviden yang didapat tahun ini adalah sebesar Rp.7.980.000 lumayanlah daripada pada ilustrasi emas tadi , sama sekali tidak ada arus kas tahunan yang didapatkan.
gambar 5
Pada gambar terakhir ini, seperti yang dapat anda lihat, total return sejak 2008 adalah sebesar 264% yang berasal dari capital gain (keuntungan atas naiknya harga saham) dengan total modal pembelian sebesar Rp.164.494.500 dan belum termasuk deviden. Untuk tahun 2012 ini saja KLBF kembali membagikan deviden sebesar Rp.95/lembar , dengan 123.000 lembar saham yang dimiliki maka total deviden adalah Rp.11.685.000 untuk tahun 2012 ini saja.
Jika dijumlah sejak 2008 maka total deviden yang didapatkan adalah sebesar Rp.23.400.000, sampai dengan tahun 2012 ini jika seluruh saham KLBF ini dijual maka nilainya mencapai Rp.600.000.000  !!!

Setelah melihat ilustrasi diatas, jelas tampak sekali bahwa betapa mudahnya memiliki sebuah perusahaan yang mempu berjalan sendiri tanpa harus kita sebagai pemilik turut campur dalam kegiatan operasional sehari-harinya. Tidak perlu dipusingkan dengan urusan gaji karyawan, tidak ada jam kantor bagi pemilik perusahaan, tidak dipusingkan dengan stock barang digudang, tidak perlu pusing mencari bahan dasar untuk membuat produk yang nantinya akan dijual, tidak perlu juga dipusingkan dengan urusan ketenaga kerjaan. Jelas ini sama dengan jika kita membeli sebuah franchise (waralaba) bukankah itu slogan yang dijual oleh beberapa perusahaan waralaba, "milikilah bisnis yang sistemnya bekerja mencetak uang dan memberikan kebebasan waktu bagi anda"
Jika dibandingkan dengan property, maka saya akan mengutip kata-kata dari kawan saya yang bunyinya kira-kira seperti ini "Saham itu ibarat memiliki sebuah rumah, yang disaat saya perlu uang maka saya hanya perlu menjual teras rumah saya saja untuk mendapatkan uang namun rumah itu tetap menjadi milik saya sepenuhnya, atau sebuah ruko 3 lantai yang dapat saja jual lantai 3 nya saja namun masih tetap memiliki tanah dan 2 lantai sisanya".

Semoga tulisan saya kali ini dapat memberikan bahan pertimbangan yang cukup bagi anda para pembaca yang baru saja ingin memutuskan menjadi investor saham atau baru saja mengenal saham namun masih ragu-ragu.

Good Luck  ^o^

 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.