Market Review
Dow Jones Jum’at minggu lalu ditutup
turun 139 poin atau 1,05% pada 13.093 terutama disebabkan oleh kekhawatiran
investor atas pemilihan umum Amerika besok 6 November. Rilis data ekonomi tidak
mampu menopang DJIA untuk tutup di tingkatan yang lebih tinggi.
Pemilihan umum Amerika akan dilaksanakan
besok 6 November. Semua pihak di Amerika memiliki komitmen yang sama untuk
tetap melaksanakan agenda ini walaupun sebahagian kota di pantai Timur belum
pulih setelah topan Sandy dengan beberapa daerah masih belum pulih dengan
aliran listrik. Faktor yang menjadi sumber kekhawatiran investor saham Amerika
kemarin bukanlah faktor ketidaknyamanan ini, namun lebih kearah kebijakan
ekonomi yang masih menggantung yaitu Fiscal Cliff. Investor saham Amerika saat
ini tidak memiliki arahan yang jelas bagaimana Gedung Putih akan menangani
masalah Fiscal Cliff yang harus sudah diputuskan sebelum 1 Januari 2013,
siapapun yang terpilih untuk presiden mendatang, apakah presiden Obama atau
calon presiden Romney. Hal ini menjadi sumber utama kegamangan. Selain itu,
sampai saat ini polling juga menunjukkan kedua calon presiden mendatang
memiliki peluang yang sama kuatnya untuk menjadi presiden terpilih. Kekuatan
yang sama kembali menimbulkan kesulitan lain, yaitu investor tidak bisa lebih
awal membenahi portofolio investasi mereka sesuai dengan kebijakan ekonomi
presiden yang akan terpilih.
Dilain pihak kemarin, Wall Street menerima
rilis data penambahan lapangan kerja untuk bulan Oktober 2012 pada 171ribu unit
vs. estimasi konsensus pada 125ribu unit. Tingkat pengangguran untuk bulan
Oktober 2012 pada 7,9%yoy, sama dengan estimasi konsensus. Kedua rilis data ini
tidak mampu memicu investor untuk melakukan aksi beli, sehingga DJIA tetap
ditutup pada kisaran terendahnya hari Jum’at lalu.
Sementara itu, komoditas WTI dunia kemarin
ditutup turun 2,56% pada USD84,86 per barel atau terendah dalam 4 bulan
terakhir. Beberapa kilang minyak di New Jersey tetap tutup setelah topan Sandy
mengindikasikan prospek permintaan minyak yang lemah ke depan.
News Highlights
Tahun
2013, Total Bangun Persada (TOTL) menargetkan pendapatan sekitar Rp 2,1 triliun
dan laba bersih sekitar Rp 210 miliar, lebih tinggi dari target pendapatan
untuk tahun 2012 pada Rp 1,9 triliun dan laba bersih sekitar Rp 175 miliar.
Hingga Oktober 2012, perseroan telah mencatatkan kontrak baru senilai Rp 2,1
triliun atau telah melebihi target awal. (Neraca)
Guna
meningkatkan pendapatan perseroan, anak usaha Astra International (ASII) bidang
infrastruktur PT Astratel berencana menampah panjang jalan tolnya menjadi 250
kilometer (km) dari sebelumnya 110 km. Rencana penambahan jalan tol tersebut
akan terealisasi pada tiga sampai empat tahun ke depan dengan menigkuti tender
jalan tol pemerintah untuk trans Jawa. Saat ini, perseroan melalui anak usaha
Marga Mandala Sakti (MMS) telah mengelola jalan tol Tangerang-Merak sepanjang
72 km, Mojokerto-Kertosono di Jawa Timur sepanjang 40,5 km dan Kunciran-Serpong
11 km. (Neraca)
United
Tractor (UNTR), anak usaha Astra International memperkirakan penjualan alat
berat tahun ini turun 23% menjadi 6.500 unit, dibandingkan tahun lalu sebesar
8.467 unit. (Investor Daily)
Hingga
kuartal III-2012, Bumi Serpong Damai (BSDE), pengembang kota mandiri terbesar
di Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 901,5 miliar atau meningkat
31,25% dibandingkan periode sama 2011 senilai Rp 686,9 miliar. Perolehan laba
bersih hingga kuartal III-2012 melebihi laba bersih sepanjang 2011 yang sebesar
Rp 840,78 miliar. Adapun pendapatan BSDE hingga kuartal III-2012 mencapai Rp
2,63 triliun atau tumbuh 26,75% dibandingkan periode sama 2011 senilai Rp 2,07
triliun. Penjualan dari segmen residensial menjadi kontributor terbesar
pendapatan BSDE sebesar 46% atau mencapai Rp 1,2 triliun dengan pertumbuhan
34%. Sedangkan penjualan terbesar kedua disumbang oleh penjualan kaveling tanah
(Land Plots) sebesar 28% atau sebesar Rp 727 miliar dengan pertumbuhan 26%. (
Investor Daily)
Emiten
properti Sentul City (BKSL) meraup nilai prapenjualan sebesar Rp 531,7 miliar
hingga akhir Oktober 2012, atau sekitar 88% dari target prapenjualan perseroan
sebesar Rp 600 miliar. (Bisnis Indonesia)
GDP: Head of Central Statistics
Agency (BPS) Suryamin said Indonesia’s economic growth in 3Q12 might be
higher or at least the same as 6.4% yoy in 2Q12. The economy was supported by
favorable investment as well as improvement in trade balance and government
spending. BPS will announce last quarter’s gross domestic product data
today. The economy likely expanded 6.17% yoy or 3.26% qoq (not seasonally
adjusted), according to median forecast of economists surveyed by Bloomberg.
(Bloomberg, Investor Daily)
Comment: We expect
the economy to grow by 6.36% yoy (3.39% qoq). Adjusting for exchange rate
movement and inflation, Indonesia Investment Coordinating Board (BKPM) data
showed 31.58% yoy gain in direct investment in 3Q12, higher than 28.63% growth
in 2Q12. In the same period, growth in cement consumption also accelerated to
14.9% from 12.35%. These indicated continuing and even larger support of
investment to economic growth. In real term, there was also much smaller goods
trade deficit in 3Q12 than in previous quarter, showing that the pressure on
Indonesia’s external position has diminished. However, consumption
indicators showed mixed signal amid strong consumer confidence. Retail sales
growth quickened from 2Q12, but that of car sales slowed. Slump in motorcycles
purchases also deepened in the same time.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.