Market Review
Wall Street akan beroperasi secara normal
Rabu malam ini seperti yang diumumkan oleh New York Stock Exchange kemarin.
Sementara itu, beberapa emiten menunda rilis kinerja kuartal III-2012, namun
beberapa data ekonomi dirilis sesuai jadwal.
Keadaan darurat yang melanda New York
menyebabkan beberapa emiten menunda rilis kinerja yang seharusnya
dipublikasikan Senin dan Selasa, diantaranya emiten Pfizer, Office Depot, dan
Thomson Reuters. Topan Sandy mengubah jadwal yang sudah direncanakan semula
bagi segenap pelaku bisnis di pesisir Timur Amerika. Data ekonomi Amerika yang
dirilis sesuai jadwal adalah indeks harga perumahan S&P Case Shiller untuk
bulan Agustus 2012 yang naik 2%yoy atau sedikit diatas estimasi konsensus pada
1,7%yoy. Indeks yang mengukur rata-rata kenaikan harga residensial di 20 (dua
puluh) daerah metropolitan Amerika mengalami kenaikan selama 7 (tujuh) bulan
berturut.
Sementara itu, bursa saham Eropa kemarin
rata-rata ditutup menguat 1 – 1,48% terutama atas rilis kinerja emiten
yang sesuai dan diatas estimasi, serta suksesnya lelang obligasi negara Italia.
Selasa kemarin Italia melaksanakan lelang obligasi negara untuk tenor 10
(sepuluh) dan 5 (lima) tahun dengan imbal hasil yang terjadi untuk tenor 10
tahun pada 4,92%, terendah sejak Mei 2011. Investor terlihat tidak
memperdulikan resiko politik Italia dimana Perdana Mentri Italia terdahulu
Silvio Berlusconi (Berlusconi merupakan tokoh dari salah satu partai yang
tergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan Monti, dan dicabutnya dukungan
tersebut bisa berdampak kepada pemilihan umum Italia yang dipercepat), pada
hari Sabtu telah mengancam akan menggulingkan pemerintahan yang sekarang
dipimpin oleh Mario Monti.
News Highlights
Kalbe
Farma (KLBF) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,24triliun hingga kuartal
III-2012. Laba tersebut meningkat 16,7% dibandingkan periode sama 2011 senilai
Rp 1,06triliun. Peningkatan laba KLBF didorong oleh kuatnya pertumbuhan
penjualan yang hingga kuartal III-2012 bertumbuh 26% menjadi Rp 9,69triliun dibandingkan
periode sama tahun 2011 pada Rp 7,69triliun. (Investor Daily)
AKR
Corporindo (AKRA) membukukan laba bersih sebesar Rp 481,7miliar hingga
September 2012 atau meningkat 14,5% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp
420,5miliar. Hal ini dipicu peningkatan pendapatan sebesar 13,4% menjadi Rp
16,3triliun dari Rp 14,3triliun. Bisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM)
menjadi kontributor pendapatan terbesar, yakni Rp 13,08triliun atau tumbuh 13%
dari Rp 11,5triliun. Sedangkan pendapatan distribusi bahan kimia dasar tumbuh
17% menjadi Rp 2,2triliun. Sisa pendapatan disumbangkan segmen manufaktur
sebesar Rp 571miliar dan bisnis logistic, pertambangan, serta perdagangan
batubara Rp 438miliar. (Investor Daily)
United Tractors (UNTR) bisnis
unit alat berat dan pertambangan grup Astra mencatat kenaikan laba bersih
sebesar 2,75% pada triwulan III-2012 menjadi Rp 4,46 triliun, dari periode sama
tahun 2011 Rp 4,34 triliun. Laba (unaudited) yang dibukukan tidak lepas dari
pencapaian pendapatan yang meningkat 11% menjadi Rp 44,13 triliun dibandingkan
Rp 39,75triliun periode sama tahun 2011. Unit usaha Kontraktor Penambangan
(Mining Contracting) dan Pertambangan (Mining) menjadi kontributor utama
pertumbuhan pendapatan perseroan. Keduanya mengalami pertumbuhan masing-masing
26,3% dan 28,2%. Sementara usaha Mesin Konstruksi (Construction Machinery)
mengalami penurunan omset 4,6%. (Bisnis Indonesia)
Agung
Podomoro Land (APLN) membukukan kenaikan laba bersih sekitar 52,1% menjadi Rp
682,7miliar hingga kuartal III-2012. Sedangkan kenaikan pendapatan berkisar
31,6% menjadi Rp 2,67triliun. Mayoritas pendapatan perseroan disumbangkan
penjualan properti berkisar Rp 2,92triliun atau setara dengan 83,2% dari total
pendapatan kuartal III-2012. Adapun, sisanya dikontribusikan pendapatan sewa
dan lain-lain sebesar Rp 598,9miliar. (Investor Daily)
Pemerintah mulai menggodok rancangan
undang-undang (RUU) mengenai redenominasi rupiah. RUU ini diharapkan masuk
dalam program legislasi nasional (prolegnas) 2013. Kajian akademis menganjurkan
penghapusan tiga angka nol pada nilai rupiah sekarang. Menurut Bank Indonesia,
redenominasi ini membutuhkan sosialisasi selama dua tahun dan masa transisi
selama tiga tahun. Pada masa transisi, akan beredar dua mata uang, yakni rupiah
lama dan rupiah baru, sedangkan barang dihargai dengan dua jenis mata uang ini.
Setelah masa transisi, akan ada penarikan mata uang lama selama tiga tahun.
Pada dua tahun berikutnya, kata ”baru” yang melekat pada mata uang
pengganti akan dihapus. (Investor Daily)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.