Market Review
Dow Jones Senin malam ditutup turun 60 poin
atau 0,46% pada 12.965 terutama atas rilis data ekonomi yang tidak memuaskan
dan perkembangan kesepakatan Fiscal Cliff .
Kemarin Wall Street menerima rilis data
indeks manufaktur ISM Index untuk bulan November 2012 pada 49,5 dibandingkan
dengan estimasi konsensus pada 51,2. Selain itu, kemarin partai Republik
memberi tawaran baru sehubungan dengan kesepakatan Fiscal Cliff. Investor
saham cenderung apatis menerima usulan ini sehingga peristiwa tersebut tidak
mampu memicu aksi beli saham dengan indeks DJIA tetap pada zona merah pada
perdagangan kemarin.
Dalam rangka tidak menerima usulan presiden
Obama untuk pengenaan pajak pada kelompok penghasilan di atas USD 250ribu
/tahun pada UU anggaran baru, partai Republik memberi usualan peningkatan
penerimaan anggaran dengan cara lain. Cara yang diusulkan oleh partai Republik
adalah dengan meningkatkan kelompok umur yang berhak atas asuransi kesehatan
Medicare dan dengan menurunkan biaya hidup atas tanggungan jaminan sosial atau
Social Security. Kedua faktor ini, menurut partai Republik bisa menghemat
anggaran dan meningkatkan penerimaan, tanpa harus mengaplikasikan pajak bagi
kelompok pendapatan tinggi. Menurut perhitungan partai Republik, proposal baru
yang sudah disusun dan diusulkan akan menghasilkan USD 2,2 triliun dalam 10
tahun ke depan, melalui USD 800 miliar pajak yang lebih tinggi, USD 600 miliar
dari penghematan biaya Medicare, USD 300 miliar dari iuran pensiun yang
ditingkatkan, USD 300 miliar dari pemotongan dana anggaran Pentagon dan agenda
lain yang diinisiasi oleh Kongres. Presiden Obama belum memberi tanggapan ke
publik atas proposal resmi dari partai Republik ini.
News Highlights
Perusahaan
investasi Bakrie & Brothers (BNBR) berupaya mengurangi utang Rp 6,3 triliun
per September melalui penjualan sebagian aset dan berusaha tetap fokus pada
anak usaha yang tidak tercatat di bursa. Kinerja usaha anak usaha nonpublik
telah mencatat peningkatan kinerja signifikan dan dapat mendukung pendapatan
perusahaan pada masa depan. Selain yang bergerak di komponen otomotif, Bakrie
Tosanjaya (BTJ), sejumlah anak usaha nonpublik BNBR a.l. PT Bakrie Pipe
Industries (BPI), PT Bakrie Building Industries (BBI), dan Bakrie Energy
International (BEI). Perseroan menyatakan akan melakukan divestasi anak
usahanya di bidang pipa, yaitu South East Asia Pipe Industries (SEAPI) dan
Bakrie Pipe Industries (BPI). Fokus penggunaan hasil divestasi adalah untuk
melunasi utang dan pengembangan usaha. (Bisnis Indonesia)
Emiten
pengembangan properti Intiland Development (DILD) membidik penjualan dari
proyek apartemen 1 Park Avenue mencapai sekitar Rp 1 triliun pada 2014 dengan
konsep mixed-used. Perseroan mengharapkan proyek apartemen tersebut
dapat berkontribusi maksimal terhadap target marketing sales perseroan
pada tahun 2013 yakni tumbuh 30% dari target tahun ini sebesar Rp 1,6 triliun.
(Bisnis Indonesia)
Wijaya
Karya (WIKA) menganggarkan dana sekitar Rp 1,7 triliun untuk investasi di
bidang pembangkit listrik tahun depan. Jumlah ini meningkat dibandingkan alokasi
tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun. Perseroan cukup diuntungkan dengan investasi
di bidang pembangkit listrik. Sebab, hal ini tidak hanya memperkuat posisi
perseroan sebagai kontraktor, tapi juga bisa menghasilkan pendapatan yang cukup
besar. Hingga saat ini, kontribusi proyek listrik ke pendapatan berkisar Rp 500
– 600 miliar. Hingga kuartal III/2012, total pendapatan WIKA sebesar Rp
6,37 triliun. (Investor Daily)
Samindo
Resources (MYOH) menargetkan kenaikan laba bersih sebesar 142% menjadi USD 14,3
juta tahun depan, dibandingkan estimasi tahun ini sebesar USD 5,9 juta.
Kenaikan itu didorong peningkatan pendapatan sebesar 23% menjadi USD 302 juta
dari USD 245 juta. (Investor Daily)
Budi
Acid Jaya (BUDI) memperkirakan pendapatan tahun ini mencapai Rp 2,3 triliun,
turun 8% dibandingkan perolehan tahun lalu Rp 2,5 triliun. Laba bersih
diperkirakan anjlok 87,29% menjadi Rp 8 miliar dari Rp 62,97 miliar. Penurunan
kinerja disebabkan oleh tingginya harga bahan baku yang tidak dapat ditutup
dengan kenaikan harga jual. (Bisnis Indonesia)
Inflasi harga konsumen mencapai 0,07%
mom (4,32% yoy) pada November lalu. Terjadi deflasi di dua kelompok komoditas.
Harga di segmen bahan pangan terpangkas 0,13% mom, selaras dengan penurunan
harga daging ayam ras, cabai, ikan segar, dan minyak goreng. Kelompok sandang
juga mengalami deflasi 0,1% akibat penurunan harga emas perhiasan. Sementara
itu, inflasi inti pada bulan yang sama mencapai 0,14% mom (4,4% yoy). (BPS)
Ekspor turun 1,45% mom pada Oktober
2012, sedangkan impor melonjak 12,16%. Secara yoy, terjadi penurunan 7,61% pada
ekspor Indonesia, meski impor di saat yang sama naik 10,82%. Dengan demikian,
terjadi defisit perdagangan senilai US$ 1,55 miliar pada Oktober lalu. Selama
10M12, total ekspor sebesar US$ 158,66 miliar, turun 6,22% dari periode yang
sama tahun lalu. Pada periode serupa, impor tumbuh 9,35% menjadi US$ 159,18
miliar. Dengan demikian, juga terjadi defisit perdagangan sebesar US$ 516,1
juta selama Januari–Oktober.
Menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo,
defisit anggaran tahun ini dapat mencapai 2,3%–2,4% terhadap PDB, lebih
tinggi dari target yang sebesar 2,23%. Ini bisa terjadi karena subsidi energi
yang lebih besar dari perkiraan. Pemerintah memperkirakan subsidi BBM sebanyak
Rp 216,8 triliun tahun ini, jauh di atas angka APBN-P yang senilai Rp 137,4
triliun. Dengan demikian, subsidi energi diduga akan mencapai Rp 305,9 triliun
tahun ini. (Investor Daily)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.