Thursday, December 6, 2012

Market Review 6/12/2012

Market Review
 
Dow Jones Rabu malam ditutup naik 83 poin atau 0,64% pada 13.034 terutama atas sentimen positif dari rilis data tenaga kerja dan juga oleh sentimen positif hasil komentar pemimpin baru Cina.
 
Wall Street kemarin menerima data klaim pengangguran baru mingguan pada 385ribu unit vs. estimasi konsensus pada 393ribu unit. Sementara klaim pengangguran lanjutan pada 3,250juta unit vs. 3,287juta unit. Rilis ini memicu aksi beli sehingga mampu menghantar indeks DJIA berpindah dari zona merah ke zona hijau. Selain itu, DJIA juga dipengaruhi oleh sentiment positif dari pergantian pemimpin di negara Cina. Pemimpin partai Communist Party yang baru Cina Xi Jinping menyatakan akan melaksanakan reformasi ekonomi yang lebih konprehensif dengan mengijinkan pasar untuk berperan lebih tinggi dalam penentuan harga. Komentar ini dirasakan investor sebagai kombinasi yang tepat dengan serangkaian rilis data ekonomi negara Cina belakangan ini yang sudah cenderung membaik. Komentar ini mendongkrak indeks pasar saham untuk ditutup pada kisaran 3% lebih tinggi kemarin.
 

Sementara itu, investor menanggapi positif isu Fiscal Cliff  seiring dengan pernyataan presiden Obama yang mengatakan bahwa Fiscal Cliff akan bisa dirampungkan dalam waktu seminggu jika partai Republik setuju dengan penerapan pajak atas mereka yang berpenghasilan tinggi seperti yang diagendakan oleh Obama. Presiden Obama menyatakan pihaknya tidak mendesak tingkat tarif yang akan ditetapkan,namun yang lebih penting partai Republik bisa menerima kerangka berpikir penerapan pajak yang lebih tinggi bagi mereka yang lebih kaya bisa diterima oleh partai Republik. 

News Highlights
 
Northstar Pacific mengakuisisi 49% saham Trimegah Securities (TRIM) senilai Rp 200 miliar atau pada harga Rp 117,7 per saham. Sementara itu, Sekretaris Perusahaan TRIM mengatakan, pihaknya belum menerima laporan resmi soal pembelian saham tersebut. (Investor Daily)
 
PP (PTPP) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 73% menjadi Rp 105,6 miliar hingga kuartal III-2012, dibandingkan periode sama tahun allu Rp 60,95 miliar. Kenaikan itu didorong besarnya  kontribusi divisi usaha konstruksi. Divisi konstruksi menyumbangkan 77% pendapatan dan laba perseroan. Sisanya sebesar 21% dikontribusi dari sektor engineering, procurement, construction (EPC), dan properti sebesar 2%. (Investor Daily)
 
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company (ULTJ) menargetkan pendapatan sebesar Rp 3 triliun pada tahun depan. Pendapatan tersebut tumbuh 20% dari estimasi pendapatan tahun ini sekitar Rp 2,5 triliun. Peningkatan kinerja perseroan didukung oleh naiknya kapasitas perseroan tiap tahun. Tahun ini kapasitas produksi perseroan mencapai 300 juta liter. Perseroan berharap pertumbuhan kapasitas dapat mencapai 20% per tahun. (Investor Daily)
 
PT Waskita Karya melepas 3,08 miliar (32%) saham melalui penawaran umum perdana dengan harga Rp 380 per saham. Masa penawaran umum pada 12-14 Desember mendatang, dan pencatatan di BEI pada 19 Desember mendatang. Joint Lead Underwriter terdiri dari Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas. (Investor Daily)
 
BW Plantation (BWPT) menargetkan volume produksi minyak sawit naik 25% menjadi sekitar 162.500 ton pada 2013. Produksi crude palm oil (CPO) perseroan sampai Oktober 2012 sudah sebesar 100.500 ton, sementara sampai akhir tahun ini diperkirakan mencapai 130.000 ton. (Bisnis Indonesia).
 
Beberapa asosiasi industri mengungkapkan keinginan mereka untuk menaikkan harga produk. Ini dapat terjadi karena adanya peningkatan biaya produksi akibat kenaikan upah minimum, harga gas, dan tarif listrik. Harga keramik, misalnya, dibidik naik 10%–15%, demikian pula harga makanan dan minuman yang diperkirakan naik 2%–3%. Selain itu, produsen tekstil dan kosmetik juga berencana menaikkan harga sebanyak 16% dan 7%. (Bisnis Indonesia)
 
Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan bahwa Indonesia belum berencana mengubah sistem devisa. Pernyataan ini merespons rekomendasi Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap negara-negara berkembang untuk menerapkan kontrol devisa secara temporer. Kontrol devisa ini dipandang perlu untuk mengurangi risiko pembalikan arus modal ke luar negeri. (Kontan)
 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.